Kamis, 25 Agustus 2016

Nilai dan Kualitas Informasi
Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi  ditentukan dari manfaat (use atau benefit) dan biaya (cost).  Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaat > biaya.  Sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya (Damayanti : 2013). Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat (Damayanti : 2013), yaitu :
1.       Kemudahan dalam memperoleh
Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.
2.   Sifat luas dan kelengkapannya           
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
3.  Ketelitian (accuracy)
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
4.  Kecocokan dengan pengguna (relevance)
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.
5.  Ketepatan waktu
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.
6.  Kejelasan (clarity)
Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
7.  Fleksibilitas/ keluwesannya
Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan.
8.  Dapat dibuktikan
Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.
 9.  Tidak ada prasangka
Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
10.  Dapat diukur
Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.
Sedangkan untuk kualitas informasi tergantung 3 (tiga) hal, yaitu :
1.          Relevan (Relevance)
Sebuah sinyal  yang sesuai dengan keputusan/pikiran penerima. Informasi tersebut  mempunyai manfaat untuk penerima informasi tersebut. Relevansi informasi untuk orang satu dengan yang lain berbeda (Damayanti : 2013). Artinya ketika seseorang sedang mencari informasi kemudian ia menemukan sesuai dengan kebutuhannya dan dapat merubah keputusan atau pikirannya, maka hal tersebut bisa dikatakan relevan. Informasi yang relevan harus tepat sasaran terhadap si pencari informasi tersebut.
2.          Ketepatan Waktu (Timeliness)
Waktu di sini akan berkaitan dengan informasi yang memiliki kualitas (nilai bersejarah) dan nilai kekinian. Informasi yang terkait dengan waktu berdasarkan nilai sejarah misalnya ketika terdapat seorang peneliti, dan ia sedang mencari contoh surat kabar tempoe doeloe, maka surat kabar yang walaupun sudah berumur tua, dianggap sebagai informasi yang sangat bernilai. Sedangkan untuk informasi yang bernilai kekinian, misalnya nilai tukar dollar terhadap rupiah yang sedang dicari pada saat itu juga. Namun, akan tidak bernilai apabila informasi yang diberikan adalah nilai tukar dollar seminggu atau bahkan dua minggu yang lalu.
3.          Akurat (Accuracy)
Informasi akurat harus tepat. Tidak ada perkiraan. Misalnya ketika ada seseorang meminta informasi berapa nilai satu dollar pada jam ini, maka jawaban yang diberikan harus tepat sesuai nilai pada hari itu juga. Apabila jawabannya 1 dollar hanya perkiraan antara sekian ribu hingga sekian ribu rupiah, maka hal tersebut menimbulkan keraguan. Dalam artian tidak akurat. Di sisi lain keakuratan juga berdasarkan sumber terpercaya.


DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Astrid. 2013. Apa yang Anda Ketahui tentang Jasa dan Informasi. Materi Mata Kuliah Jasa Informasi (Power Point Slides). Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma.

Priyanto, Ida F. 2016. Informasi : Persepsi, Kualitas, Nilai & Metriks. Materi Mata Kuliah Isu-isu Kontemporer Informasi (Power Point Slides). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Rabu, 17 Agustus 2016

Seminar on Information Issues

Menurut Cookie Monster dalam (Damayanti : 2014), information : news or fact about something. Sedangkan menurut Ramond Mcleod dalam (Damayanti : 2014) menyatakan tentang infomasi sebagai berikut, informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
 Informasi terdapat dimana-mana, mudah menyebar dengan bantuan teknologi dan adakalanya sulit terjangkau oleh pemikiran manusia. Informasi muncul sebagai sesuatu yang umum yang timbul dari hasil interaksi manusia, maupun interaksi manusia dengan lingkungan, (Hasugian,2009 : 5). Bentuk informasi adakalanya dimensional (terukur) maupun a-dimensional (tak terukur). Kedua bentuk informasi, baik yang dimensional maupun yang a-dimensional dapat diobservasi, (Hasugian,2009 : 6). Dalam beberapa hal, informasi dapat diukur, sama seperti bibliografi umum dan metrik perhitungan. Misalnya dalam kajian bibliometrika dapat diukur seberapa banyak suatu artikel atau jurnal ilmiah disitir oleh penulis atau peneliti tertentu (Hasugian,2009 : 6). Informasi menjadi sumber pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia (Hasugian,2009 : 7). Jumlah infomasi yang sangat banyak sekali hanya berarti apabila orang tahu dimana harus menemukannya.
Informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut, McFadden dalam (Damayanti : 2013). Sedangkan menurut Shannon dan Weaver dalam (Damayanti : 2013), informasi adalah jumlah ketidakpastian yang dikurangi ketika sebuah pesan diterima, artinya dengan adanya informasi, tingkat kepastian menjadi meningkat.  Informasi merupakan konsep dasar dalam komunikasi. Jika kita sedang berkomunikasi ada gangguan, maka komunikasi kita menjadi kurang lancar, terutama pesan yang diterima menjadi kurang jelas (Ratnaningsih : 2013). Ketidakjelasan ini menimbulkan tanda tanya mengenai pesan yang kita terima. Dalam keadaan tidak pasti tersebut kita hanya menduga-duga dan sejumlah alternatif jawaban pun kita susun. Jadi sesuai dengan teori informasi, faktor noise dapat menimbulkan ketidakpastian dan semakin banyak gangguan (noise) makin besar ketidakpastian informasinya (Ratnaningsih : 2013). Namun apabila suatu informasi telah disusun dengan baik, dikirim dalam situasi yang tanpa gangguan, ketidakpastian pun menjadi tidak ada dan komunikasi menjadi pasti.



DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Astrid. 2013. Informasi : Hierarki dan Konsep Dasar. Materi Mata Kuliah Jasa Informasi (Power Point Slides). Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma.
----------------------. 2014. Information Sumber Informasi. Materi Mata Kuliah Sumber-sumber Informasi (Power Point Slides). Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma.
Hasugian, J. 2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Sumatra : USUPress.

Ratnaningsih. 2013. Teori Informasi. Materi Mata Kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi. Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma.