Menurut
Cookie Monster dalam (Damayanti : 2014), information : news or fact about something. Sedangkan menurut Ramond Mcleod dalam
(Damayanti : 2014) menyatakan tentang infomasi sebagai berikut, informasi adalah
data yang diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat
bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
Informasi terdapat dimana-mana, mudah menyebar
dengan bantuan teknologi dan adakalanya sulit terjangkau oleh pemikiran manusia.
Informasi muncul sebagai sesuatu yang umum yang timbul dari hasil interaksi manusia,
maupun interaksi manusia dengan lingkungan, (Hasugian,2009 : 5). Bentuk informasi
adakalanya dimensional (terukur) maupun a-dimensional (tak terukur). Kedua bentuk
informasi, baik yang dimensional maupun yang a-dimensional dapat diobservasi, (Hasugian,2009
: 6). Dalam beberapa hal, informasi dapat diukur, sama seperti bibliografi umum
dan metrik perhitungan. Misalnya dalam kajian bibliometrika dapat diukur seberapa
banyak suatu artikel atau jurnal ilmiah disitir oleh penulis atau peneliti tertentu
(Hasugian,2009 : 6). Informasi menjadi sumber pengetahuan yang sangat berguna bagi
kehidupan manusia (Hasugian,2009 : 7). Jumlah infomasi yang sangat banyak sekali
hanya berarti apabila orang tahu dimana harus menemukannya.
Informasi
sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan
seseorang yang menggunakan data tersebut, McFadden dalam (Damayanti : 2013). Sedangkan
menurut Shannon dan Weaver dalam (Damayanti : 2013), informasi adalah jumlah ketidakpastian
yang dikurangi ketika sebuah pesan diterima, artinya dengan adanya informasi, tingkat
kepastian menjadi meningkat. Informasi
merupakan konsep dasar dalam komunikasi. Jika kita sedang berkomunikasi ada
gangguan, maka komunikasi kita menjadi kurang lancar, terutama pesan yang
diterima menjadi kurang jelas (Ratnaningsih : 2013). Ketidakjelasan ini
menimbulkan tanda tanya mengenai pesan yang kita terima. Dalam keadaan tidak pasti
tersebut kita hanya menduga-duga dan sejumlah alternatif jawaban pun kita
susun. Jadi sesuai dengan teori informasi, faktor noise dapat menimbulkan ketidakpastian dan semakin banyak gangguan
(noise) makin besar ketidakpastian
informasinya (Ratnaningsih : 2013). Namun apabila suatu informasi telah disusun
dengan baik, dikirim dalam situasi yang tanpa gangguan, ketidakpastian pun
menjadi tidak ada dan komunikasi menjadi pasti.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Astrid. 2013. Informasi : Hierarki dan Konsep Dasar. Materi
Mata Kuliah Jasa Informasi (Power Point
Slides). Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma.
----------------------. 2014. Information Sumber Informasi. Materi
Mata Kuliah Sumber-sumber Informasi (Power
Point Slides). Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma.
Hasugian, J. 2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Sumatra : USUPress.
Ratnaningsih. 2013. Teori Informasi. Materi Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Komunikasi. Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma.
jadi inget yang saya sampaikan di sesi yang lalu, information cannot be dataless.
BalasHapusNoise dalam informetrika dapat pula diukur menggunakan rumus shanon-weaver, sehingga evaluasiny lebih terukur
BalasHapusAdakah upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi faktor noise dalam transfer informasi dari si pengirim ke penerima informasi? Jika ada, mohon penjabarannya. Terima kasih
BalasHapusBagaimana jika noise terjadi karena ketidak sengajaan??
BalasHapus