Rabu, 17 Agustus 2016

Seminar on Information Issues

Menurut Cookie Monster dalam (Damayanti : 2014), information : news or fact about something. Sedangkan menurut Ramond Mcleod dalam (Damayanti : 2014) menyatakan tentang infomasi sebagai berikut, informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
 Informasi terdapat dimana-mana, mudah menyebar dengan bantuan teknologi dan adakalanya sulit terjangkau oleh pemikiran manusia. Informasi muncul sebagai sesuatu yang umum yang timbul dari hasil interaksi manusia, maupun interaksi manusia dengan lingkungan, (Hasugian,2009 : 5). Bentuk informasi adakalanya dimensional (terukur) maupun a-dimensional (tak terukur). Kedua bentuk informasi, baik yang dimensional maupun yang a-dimensional dapat diobservasi, (Hasugian,2009 : 6). Dalam beberapa hal, informasi dapat diukur, sama seperti bibliografi umum dan metrik perhitungan. Misalnya dalam kajian bibliometrika dapat diukur seberapa banyak suatu artikel atau jurnal ilmiah disitir oleh penulis atau peneliti tertentu (Hasugian,2009 : 6). Informasi menjadi sumber pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia (Hasugian,2009 : 7). Jumlah infomasi yang sangat banyak sekali hanya berarti apabila orang tahu dimana harus menemukannya.
Informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut, McFadden dalam (Damayanti : 2013). Sedangkan menurut Shannon dan Weaver dalam (Damayanti : 2013), informasi adalah jumlah ketidakpastian yang dikurangi ketika sebuah pesan diterima, artinya dengan adanya informasi, tingkat kepastian menjadi meningkat.  Informasi merupakan konsep dasar dalam komunikasi. Jika kita sedang berkomunikasi ada gangguan, maka komunikasi kita menjadi kurang lancar, terutama pesan yang diterima menjadi kurang jelas (Ratnaningsih : 2013). Ketidakjelasan ini menimbulkan tanda tanya mengenai pesan yang kita terima. Dalam keadaan tidak pasti tersebut kita hanya menduga-duga dan sejumlah alternatif jawaban pun kita susun. Jadi sesuai dengan teori informasi, faktor noise dapat menimbulkan ketidakpastian dan semakin banyak gangguan (noise) makin besar ketidakpastian informasinya (Ratnaningsih : 2013). Namun apabila suatu informasi telah disusun dengan baik, dikirim dalam situasi yang tanpa gangguan, ketidakpastian pun menjadi tidak ada dan komunikasi menjadi pasti.



DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Astrid. 2013. Informasi : Hierarki dan Konsep Dasar. Materi Mata Kuliah Jasa Informasi (Power Point Slides). Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma.
----------------------. 2014. Information Sumber Informasi. Materi Mata Kuliah Sumber-sumber Informasi (Power Point Slides). Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma.
Hasugian, J. 2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Sumatra : USUPress.

Ratnaningsih. 2013. Teori Informasi. Materi Mata Kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi. Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma.

4 komentar:

  1. jadi inget yang saya sampaikan di sesi yang lalu, information cannot be dataless.

    BalasHapus
  2. Noise dalam informetrika dapat pula diukur menggunakan rumus shanon-weaver, sehingga evaluasiny lebih terukur

    BalasHapus
  3. Adakah upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi faktor noise dalam transfer informasi dari si pengirim ke penerima informasi? Jika ada, mohon penjabarannya. Terima kasih

    BalasHapus
  4. Bagaimana jika noise terjadi karena ketidak sengajaan??

    BalasHapus