Lupa
dan ingat adalah dua hal yang wajar dalam kehidupan. Keduanya merupakan bagian
dari memori manusia. Hampir semua aktivitas manusia membutuhkan memori. Memori
adalah kemampuan individu untuk menyimpan informasi dan informasi tersebut
dapat dipanggil kembali untuk dapat dipergunakan beberapa waktu kemudian
(Atkinson dkk, 2000). Misalnya, dalam hal mengingat materi mata kuliah yang
telah dijelaskan oleh dosen, mengingat tugas apa saja yang harus dikerjakan,
mengingat tempat-tempat menarik yang pernah dikunjungi, dan masih banyak lagi
yang lainnya. Kemampuan setiap individu dalam menyimpan memori pun
berbeda-beda, tergantung dari usia, kapasitas memorinya, serta dari tiga proses
dasar dalam membangun memori tersebut yakni encoding
(pengkodean) merupakan proses yang bertujuan untuk mengubah informasi menjadi
bentuk yang dapat diproses dan digunakan oleh otak , yang kedua storage (penyimpanan) yaitu menyimpan pengalaman
yang telah dipersepsikan, sehingga suatu saat dapat dimunculkan kembali,
pengalaman yang sudah dipersepsikan tadi akan meninggalkan jejak dimemori
sebagai memory traces yang disimpan
dalam ingatan, memory traces bisa
hilang ataupun rusak karena proses lupa sehingga memory traces tidak sepenuhnya bisa bertahan dalam ingatan, dan yang
ketiga adalah retrieval (pemanggilan
kembali) memunculkan kembali pengalaman yang sudah disimpan dalam memori
sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, proses ini bisa dilakukan
dengan mengingat kembali (recall)
atau mengenal kembali (recognize). Contoh
konkrit dari proses encoding, storage, dan
retrieval tersebut dapat kita lihat
dalam peristiwa sehari-hari, misalnya saat hendak berangkat ke kampus, kita
melihat seorang nenek yang sedang menyebrang di jalan raya, kemudian nenek
tersebut ditabrak sebuah mobil. Melihat peristiwa tersebut (diterima oleh
persepsi dan dibuat kode, dalam hal ini terjadi proses encoding), kemudian kita menyimpannya dalam
otak (jenis mobil, arah bis, darimana nenek tersebut berjalan, dan sebagainya,
dalam hal ini berlangsung proses storage).
Sebagai saksi mata akhirnya kita dimintai keterangan di kantor polisi, kemudian
kita menceritakan apa yang telah terjadi, sesuai dengan apa yang telah disimpan
dalam otak (proses retrieval).
Menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin,
1998), memori manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni :
a.
Sensory
memory, memori sensoris adalah ingatan
yang berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh
pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori sensoris. Memori
Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil.
Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu
sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan
sebagainya. Memori sensorik cukup
pendek, dan biasanya akan menghilang segera setelah apa yang kita rasakan
berakhir. Sebagai contoh
dalam kehidupan sehari-hari adalah,
saat sedang bercanda saya pernah dicubit oleh teman, beberapa detik
setelah dicubit saya masih bisa merasakan dan mengingat rasa cubitan tersebut,
sakit. Namun tidak lama kemudian rasa sakit akan cubitan itu akan menghilang.
b.
Short-term
memory, adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi
yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan.
Ingatan jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita
pikirkan. Ingatan yang masuk
dalam
memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek
berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu,
anda dapat mengingatnya dalam ingatan jangka pendek. Misalnya, ketika
kita diminta untuk membaca dan kemudian mengingat dua belas angka yang ditulis
secara acak, kita bisa mengulang untuk menyebutkan angka-angka tersebut dan
menyimpannya hanya dalam waktu sekitar 15 detik setelah angka-angka tersebut kita
baca, jika sudah di atas 15 detik biasanya ingatan tersebut sudah mulai lemah,
dan beberapa menit atau jam ke depan biasanya lupa, atau disebut dengan decay (musnahnya
memori jangka pendek).
c.
Long term
memory, suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen. Misalnya,
ketika seseorang yang kita sayangi pergi dari sisi kita, mungkin kita akan mengingat kembali kenangan-kenangan yang tersimpan dalam memori jangka panjang kita. Kita dapat
mengingat dengan sangat detail bahkan
tanpa kita sadari bahwa kita telah menyimpan informasi tersebut. Kita mungkin mengenang tempat dimana kita menghabiskan waktu dengan orang tersebut dengan
mengingat pemandangan, bau
dan bahkan perasaan dengan akurasi mengejutkan.
Selain memiliki
ingatan, sering kali kita sebagai manusia mengalami “lupa”. Hal ini terjadi
karena kurang sempurnanya tiga proses dasar yang sebagaimana saya paparkan
sebelumnya, yakni encoding, storage, dan
retrieval. Adapun usaha-usaha untuk
meningkatkan kemampuan memori agar tetap terjaga dengan baik yakni antara lain
dengan pola hidup sehat, memperhatikan kandungan gizi dari makanan yang kita
konsumsi, diimbangi dengan olahraga secara teratur, istirahat yang cukup, mengasah
otak, membaca, dll.
DAFTAR PUSTAKA
http://awan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/43984/Bab_6.pd.
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016.
http://jalurilmu.blogspot.co.id/2011/11/jenis-jenis-ingatan-memori.html.
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016.
https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1002106005-3-BAB%20II.pdf.
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2016.
menurut kawan kawan seniman waktu mereka pameran di Perpustakaan UGM waktu itu, mereka katakan,
BalasHapus"Banyak baca, banyak lupa; Sedikit membaca, sedikit lupa; tidak membaca, tidak lupa"
What dya think?
Mgkin mnurut mreka dg tdk mmbca brarti tdk ada informasi yg dtrima jd tdk mgkin lupa, pdhal membaca mrupakan smcam latihan untuk melatih memori, otak ibarat pedang smkin diasah smkin tjam, ketika mmbaca otak mnjd berfkir n aktif jd smcam latihan. Hehe
HapusApakah bnar sprti itu pak ida ?