Perkembangan perpustakaan tidak
pernah lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Hal
ini dikarenakan perpustakaan sangat berkaitan erat dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi. Perpustakaan memberikan kontribusi terhadap ilmu
pengetahuan melalui penyimpan berbagai informasi dan sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan, sedangkan teknologi informasi memberikan dukungan pada kemudahan
akses dan sistem informasi dalam sebuah perpustakaan. Salah satu hal yang saat
ini sangat diperhatikan oleh perpustakaan adalah pengembangan koleksi digital. Koleksi
digital dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni born digital, dari awal terpublikasi dalam bentuk digital, dan digital surrogate merupakan bentuk lain
dari objek fisik atau teks, misalnya dengan didigitasikan (Priyanto:2017).
Saat komputer menjadi bagian yang
tak dapat terpisahkan dari kehidupan kita, maka materi-materi born digital ini semakin banyak. Di
beberapa bidang, materi digital seringkali tak tergantikan oleh materi lainnya,
atau akan menjadi terlalu merepotkan apabila diubah menjadi bentuk lain,
misalnya materi-materi yang dihasilkan oleh program computer aided design untuk membuat model-model produk di dunia
industri dalam bentuk gambar digital tiga dimensi untuk dilihat pada layar,
para arsitek dan perancang produk saat ini sangat bergantung pada materi
digital seperti itu. Para pustakawan, akhirnya perlu memikirkan bagaimana cara
terbaik menyimpan materi-materi seperti itu. Dengan kehadiran materi digital
yang mulai membludak, diharapkan pustakawan dapat memahami beberapa hal pokok,
misalnya perbedaan antara karya (work),
perwujudan (manifestation), dan
berkas komputer (computer file).
Banyak perpustakaan kini mengurus buku yang memiliki wujud alias manifestasi
digital, sehingga harus disimpan dan dikelola secara khusus, bersama-sama
dengan karya yang benar-benar hanya berbentuk digital atau sering juga
dikategorikan sebagi single manifestation
work.
Sebagian besar karya digital (digital works) di WorldCat (yakni karya yang setidaknya memiliki satu manifestasi
digital) adalah karya yang born digital,
dan atau karya yang digital yang tidak diketahui apakah memiliki bentuk lainnya
atau tidak. Misalnya, sebuah gambar digital seringkali sebenarnya memiliki
bentuk asli dalam bentuk tercetak, tetapi siapa yang menyimpan bentuk itu, dan
apakah ada katalognya? Hal-hal yang tampaknya remeh seperti ini seringkali
akhirnya menimbulkan persoalan, terutama dalam hal penyimpanan untuk waktu lama
atau preservasi digital.
DAFTAR
PUSTAKA
Priyanto,
Ida Fajar. 2017. Materi Mata Kuliah Perpustakaan Digital. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.
Persoalan yang sering kali muncul adalah koleksi digital born-digital memiliki bervariasi format, tetapi pustakawan masih melihat PDF sebagai satu satunya format dalam perpustakaan digital. Padahal tidak demikian.....
BalasHapus