Saat ini manusia hidup pada era
digital, dimana hampir seluruh kebutuhan informasi mereka dapat diakses melalui
teknologi digital. Salah satu isu penting dalam dunia perpustakaan di era
informasi ini adalah isu tentang pelestarian digital (digital preservation). Apabila sebagian atau seluruh koleksi
perpustakaan tersedia dalam format digital, maka kegiatan preservasi digital
menjadi suatu hal yang mutlak dilakukan, hal itu karena menyangkut keberadaan
dan keberlangsungan nilai-nilai informasi. Suatu informasi menjadi bernilai
ketika mudah dicari dan ditemukan kembali. Preservasi digital bertujuan agar
informasi yang tersimpan dalam format digital dapat diakses dengan mudah dan
tersedia dalam jangka waktu yang lama.
Preservasi
digital adalah proses memilih, mengadakan, mengolah, melayankan, serta
memelihara dokumen atau data digital sehingga dapat dimanfaatkan dalam waktu
yang lama secara internal oleh publik sesuai dengan kaidah, norma dan kode etik
yang berlaku (Mustafa:2008). Sedangkan menurut Wendy Smith (Purwono:2009),
preservasi adalah semua kegiatan yang bertujuan memperpanjang umur bahan
pustaka dan informasi yang ada di dalamnya. Preservasi digital berbeda dengan preservasi
non digital. Kandungan informasi pada bahan pustaka tercetak dapat dilestarikan
dengan merawat fisik kertas dan kemasannya, sedangkan informasi digital tidak
saja melekat pada objek fisiknya, tetapi juga merupakan suatu yang harus
dijalankan dengan memakai suatu perangkat lunak dan perangkat keras. Dengan
demikian, preservasi digital tidak semata-mata dengan cara melestarikan objek
fisiknya, tetapi juga dengan cara menjamin penggunaan mesin dalam ruang waktu
yang sepanjang mungkin. Beberapa hal yang mendorong perlunya melakukan
preservasi digital adalah :
1. Informasi
dalam bentuk materi digital sulit bertahan dalam jangka waktu lama, hal ini
disebabkan karena kadaluarsanya perangkat lunak dan perangkat keras yang
dipakai untuk membaca materi digital karena perkembangan teknologi yang sangat
pesat, kerusakan mekanis pada perangkat keras, serangan virus dan hacker.
2. Apabila
materi digital hilang, terjadi secara tiba-tiba tanpa ada warning sebelumnya dan hilangnya materi digital tanpa bekas (permanently).
3. Masalah-masalah
yang berkaitan dengan keontetikan (authenticity)
naskah dan hak cipta (authorship)
materi digital lebih kompleks dibandingkan dengan bahan pustaka tercetak karena
materi mudah diubah dan dapat di copy secara luas.
Adapun
strategi preservasi digital adalah :
1. Preservasi
teknologi, merupakan tindakan pemeliharaan terhadap software dan hardware
yang mendukung sumber daya (koleksi) digital untuk membaca atau menjalankan
sebuah objek digital.
2. Refreshing
perawatan dengan mencermati usia media sehingga perlu pemindahan data dari
media yang satu ke media lainnya, kelebihan dari strategi ini adalah mudah
diterapkan dan resiko kehilangan data dalam proses pemindahan data sangat
kecil.
3. Migration dan
Reformatting mengubah konfigurasi
data digital tanpa mengubah kandungan isi intelektualnya, strategi migrasi ini
memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
4. Emulation proses
penyegaran di lingkungan sistem, yakni secara teoritis dapat dilakukan
pembuatan ulang secara berkala terhadap program komputer tertentu agar dapat
terus membaca data digital yang terekam dalam berbagai format dari berbagai
versi.
5. Digital archeology,
menyelamatkan isi dokumen yang tersimpan dalam media penyimpanan ataupun
perangkat keras dan perangkat lunak yang sudah rusak, sehingga isi dokumen
tersebut tetap dapat digunakan. Strategi ini merupakan strategi dengan biaya
yang rendah tetapi memiliki resiko yang tinggi, karena dengan hanya
memperbaharui media penyimpanannya terdapat kemungkinan data tersebut tidak
akan terbaca ketika perpustakaan telah menggunakan teknologi yang baru.
6. Mengubah
data digital menjadi analog. Untuk mempertahankan koleksi digital agar dapat
diakses oleh pengguna, koleksi digital dapat dialih bentukkan ke dalam media
analog. Selain dialihkan ke dalam bentuk mikrofilm, strategi ini dapat
dilakukan dengan membuat printout
atau mencetak kembali dokumen yang telah didigitasi.
Berkaitan
dengan perkembangan konsep perpustakaan digital, pelestarian pun menjadi hal
yang harus diperhatikan. Kegiatan pelestarian ini menjadi suatu hal yang wajib
atau mutlak terutama mengingat pertumbuhan produk digital yang amat pesat. Dalam
konteks ini maka semua jenis pelestarian termasuk pelestarian digital adalah
kegiatan yang terencana dan terkelola untuk menjaga isi/kandungan dari sebuah
dokumen digital agar sebuah objek digital dapat terus dipakai selama mungkin. Kegiatan
preservasi digital sebenarnya adalah memastikan informasi yang tersimpan dalam
media digital tersebut tetap dapat diakses oleh siapapun yang memerlukannya
baik di masa kini ataupun di masa yang akan datang. Pelestarian digital dan non
digital berbeda, oleh karena itu terdapat beberapa strategi dalam preservasi
digital agar dalam prakteknya dapat mempertimbangkan
resiko-resiko. Oleh karena itu ketika akan melakukan digitasi dokumen, hendaknya
sudah dipikirkan pula preservasi dokumen tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Chowdhurry,
G. G. 2001. Introduction to Digital
Libraries. London : Facet Publishing.
Purwono. 2009. Dasar-dasar Dokumentasi : Pelestarian
Dokumen. Jakarta : Universitas Terbuka.
Pendit, Putu
Laxman. 2009. Perpustakaan Digital : Dari
A Sampai Z. Jakarta : Citra Karyakarsa Mandiri.
pemikiran jangka panjang mutlak dipertimbangkan karena technology obsoleteness muncul lebih cepat saat ini. Kita lihat berapa lama orang menggunakan SMS yang sekarang hampir tidak pernah atau sangat sedikit penggunaannya. Begitu pula format dan aplikasi terkait dengan perpustakaan digital.
BalasHapusmantap bang akhirnya dapat juga. thank you
BalasHapus