Senin, 20 Maret 2017

Preservasi Digital

            Saat ini manusia hidup pada era digital, dimana hampir seluruh kebutuhan informasi mereka dapat diakses melalui teknologi digital. Salah satu isu penting dalam dunia perpustakaan di era informasi ini adalah isu tentang pelestarian digital (digital preservation). Apabila sebagian atau seluruh koleksi perpustakaan tersedia dalam format digital, maka kegiatan preservasi digital menjadi suatu hal yang mutlak dilakukan, hal itu karena menyangkut keberadaan dan keberlangsungan nilai-nilai informasi. Suatu informasi menjadi bernilai ketika mudah dicari dan ditemukan kembali. Preservasi digital bertujuan agar informasi yang tersimpan dalam format digital dapat diakses dengan mudah dan tersedia dalam jangka waktu yang lama.
Preservasi digital adalah proses memilih, mengadakan, mengolah, melayankan, serta memelihara dokumen atau data digital sehingga dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lama secara internal oleh publik sesuai dengan kaidah, norma dan kode etik yang berlaku (Mustafa:2008). Sedangkan menurut Wendy Smith (Purwono:2009), preservasi adalah semua kegiatan yang bertujuan memperpanjang umur bahan pustaka dan informasi yang ada di dalamnya. Preservasi digital berbeda dengan preservasi non digital. Kandungan informasi pada bahan pustaka tercetak dapat dilestarikan dengan merawat fisik kertas dan kemasannya, sedangkan informasi digital tidak saja melekat pada objek fisiknya, tetapi juga merupakan suatu yang harus dijalankan dengan memakai suatu perangkat lunak dan perangkat keras. Dengan demikian, preservasi digital tidak semata-mata dengan cara melestarikan objek fisiknya, tetapi juga dengan cara menjamin penggunaan mesin dalam ruang waktu yang sepanjang mungkin. Beberapa hal yang mendorong perlunya melakukan preservasi digital adalah :
1.   Informasi dalam bentuk materi digital sulit bertahan dalam jangka waktu lama, hal ini disebabkan karena kadaluarsanya perangkat lunak dan perangkat keras yang dipakai untuk membaca materi digital karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, kerusakan mekanis pada perangkat keras, serangan virus dan hacker.
2.   Apabila materi digital hilang, terjadi secara tiba-tiba tanpa ada warning sebelumnya dan hilangnya materi digital tanpa bekas (permanently).
3.   Masalah-masalah yang berkaitan dengan keontetikan (authenticity) naskah dan hak cipta (authorship) materi digital lebih kompleks dibandingkan dengan bahan pustaka tercetak karena materi mudah diubah dan dapat di copy secara luas.

Adapun strategi preservasi digital adalah :
1.   Preservasi teknologi, merupakan tindakan pemeliharaan terhadap software dan hardware yang mendukung sumber daya (koleksi) digital untuk membaca atau menjalankan sebuah objek digital.
2.   Refreshing perawatan dengan mencermati usia media sehingga perlu pemindahan data dari media yang satu ke media lainnya, kelebihan dari strategi ini adalah mudah diterapkan dan resiko kehilangan data dalam proses pemindahan data sangat kecil.
3.   Migration dan Reformatting mengubah konfigurasi data digital tanpa mengubah kandungan isi intelektualnya, strategi migrasi ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
4.   Emulation proses penyegaran di lingkungan sistem, yakni secara teoritis dapat dilakukan pembuatan ulang secara berkala terhadap program komputer tertentu agar dapat terus membaca data digital yang terekam dalam berbagai format dari berbagai versi.
5.   Digital archeology, menyelamatkan isi dokumen yang tersimpan dalam media penyimpanan ataupun perangkat keras dan perangkat lunak yang sudah rusak, sehingga isi dokumen tersebut tetap dapat digunakan. Strategi ini merupakan strategi dengan biaya yang rendah tetapi memiliki resiko yang tinggi, karena dengan hanya memperbaharui media penyimpanannya terdapat kemungkinan data tersebut tidak akan terbaca ketika perpustakaan telah menggunakan teknologi yang baru.
6.   Mengubah data digital menjadi analog. Untuk mempertahankan koleksi digital agar dapat diakses oleh pengguna, koleksi digital dapat dialih bentukkan ke dalam media analog. Selain dialihkan ke dalam bentuk mikrofilm, strategi ini dapat dilakukan dengan membuat printout atau mencetak kembali dokumen yang telah didigitasi.
Berkaitan dengan perkembangan konsep perpustakaan digital, pelestarian pun menjadi hal yang harus diperhatikan. Kegiatan pelestarian ini menjadi suatu hal yang wajib atau mutlak terutama mengingat pertumbuhan produk digital yang amat pesat. Dalam konteks ini maka semua jenis pelestarian termasuk pelestarian digital adalah kegiatan yang terencana dan terkelola untuk menjaga isi/kandungan dari sebuah dokumen digital agar sebuah objek digital dapat terus dipakai selama mungkin. Kegiatan preservasi digital sebenarnya adalah memastikan informasi yang tersimpan dalam media digital tersebut tetap dapat diakses oleh siapapun yang memerlukannya baik di masa kini ataupun di masa yang akan datang. Pelestarian digital dan non digital berbeda, oleh karena itu terdapat beberapa strategi dalam preservasi digital agar dalam  prakteknya dapat mempertimbangkan resiko-resiko. Oleh karena itu ketika akan melakukan digitasi dokumen, hendaknya sudah dipikirkan pula preservasi dokumen tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Chowdhurry, G. G. 2001. Introduction to Digital Libraries. London : Facet Publishing.
Purwono. 2009. Dasar-dasar Dokumentasi : Pelestarian Dokumen. Jakarta : Universitas Terbuka.

Pendit, Putu Laxman. 2009. Perpustakaan Digital : Dari A Sampai Z. Jakarta : Citra Karyakarsa Mandiri. 

2 komentar:

  1. pemikiran jangka panjang mutlak dipertimbangkan karena technology obsoleteness muncul lebih cepat saat ini. Kita lihat berapa lama orang menggunakan SMS yang sekarang hampir tidak pernah atau sangat sedikit penggunaannya. Begitu pula format dan aplikasi terkait dengan perpustakaan digital.

    BalasHapus
  2. mantap bang akhirnya dapat juga. thank you

    BalasHapus